Rabu, 30 Maret 2016

BAB 6



Identitas Bab
Judul Bab      : Bab 6
Tebal Bab      : 10 halaman

SINOPSIS:
Pagi ini pertama kalinya Nawa bangun pukul 05:00 wib. Bude Retno berbicara dengan lantang dari arah dapur kalau Nawa berangkat sekolah bersama Mas Bagas dan Septi naik sepeda. Nawa pun protes dan meminta pada budenya untuk mengantarkan dia kesekolah. Namun Bude menolak karena Nawa sudah besar bukan anak sd yang harus diantar kesekolah. “Nanti kamu juga terbiasa dengan keadaan seperti ini kamu harus tetap sabar ya Nawa” itu yang dikatakan Bude Retno pada Nawa. Nawa tidak habis pikir kenapa hidupnya seperti ini dan ia tidak menyangka kenapa harus berada didesa ini. Nawa berfikir pasti sekolahnya yang sekarang ini kumuh dan teman-temannya udik dan harus bersepeda menuju kesekolah. Perjalanan kesekolah Nawa harus menyebrangi jembatan gantung dan ia sangat ketakutan.

Unsur Intrinsik Novel :
1. Tema                      : Pencarian Cinta dan Jati Diri
2. Latar Belakang     : Jogja
3. Waktu                    : Pagi Hari  
4. Suasana                 : Kesal, takut
5. Alur                        : Maju
6. Amanat                  : belajarlah untuk menjalani kehidupan yang baru
7. Penokohan            : Nawaira : sombong, Mas Bagas : tegas
8. Sudut Pandang      : Menggunakan sudut pandang orang pertama


Kesimpulan : Kesimpulan pada bab 4 ini Nawaira kesal karena ia harus menaiki sepeda untuk sampai kesekolah dan menyebrangi jambatan gantung.

   

BAB 5



Identitas Bab
Judul Bab      : Bab 5
Tebal Bab      : 19 halaman

Sinopsis :
Pagi ini Nawa bangun tidur dan merasa matanya masih sangat berat. Ia pun memutuskan keluar dari kamar dan menuju kedapur. Didapur ia melihat seorang laki-laki yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Laki-laki berambut pendek, mempunyai badan kurus, memakai kaos oblong, dan celana pendek. Nawa pun bertanya kepada laki-laki itutentang siapa dirinya tersebut. Namun, laki-laki itu tidak menjawab malah bertanya sebaliknya kepada Nawa. Nawa pun sarapan pagi dan duduk disebelah laki-laki itu. Nawa pun berfikir kenapa dirinya bisa tinggal didesa yang menurutnya kotor dan konyol ini. Dia sangat kesal dan ingin pulang ke Jakarta. Nawa pun pergi kekamarnya untuk mencari hp dan dompetnya. Tetapi ia tidak menemukan hpnya itu dan hanya menemukan dompet yang berisi uang Rp. 70.000,- dan semua ATM yang ia punya jg tidak ada didompetnya itu. Nawa pun makin kesal dengan keadaannya sekarang ini. Bude Retno pun menjelaskan bahwa Orangtua Nawa memunta tolong kepada Pakde dan Budenya untuk menjaga Nawa didesa itu. Dan mulai sekarang Nawa tinggal dan sekolah didesa tersebut.

Unsur Intrinsik Novel :
1. Tema                      : Pencarian Cinta dan Jati Diri
2. Latar Belakang     : Jogja
3. Waktu                    : Pagi Hari ,
4. Suasana                 : Kesal
5. Alur                        : Maju
6. Amanat                  : belajarlah untuk hidup sederhana
7. Penokohan            : Nawaira : sombong, tidak bisa merubah diri
8. Sudut Pandang      : Menggunakan sudut pandang orang pertama


Kesimpulan : Kesimpulan pada bab 4 ini Nawaira kesal karena ia harus tinggal dan sekolah didesa tanpa hp dan dengan uang secukupnya.

BAB 4



Identitas Bab
Judul Bab      : Bab 4
Tebal Bab      : 13 halaman

SINOPSIS:
Liburan ke Paris, shopping baju-baju merk terkanal, pernak-pernik lucu, jam tangan seperti yang ada dimajalah. Semua rencana dan kemauan Nawaira tersebut gagal. Nawaira sangat kesal dan benci kepada Sherli, karena Sherli semua rencana Nawaira untuk liburan gagal. Nawaira merasa Sherli sangat senang mengganggu kehidupan Nawaira maka dari itu Nawaira sangat benci dengan Sherli. Namun walaupun begitu Nawaira tetap liburan ke Jogja bersama keluarganya dan Sherli. Diperjalanan Rafli menelpon Nawaira dan menanyakan apakah sudah berangkat ke Jogja atau belum. Nawaira ,engeluh karena berjam-jam dimobil membuat pinggangnya terasa sakit. Sesampainya di Jogja Nawaira terkejut karena ia berfikir akan liburan ke Malioboro, Parangtritis, Candi Borobudur atau tempat wisata yang ada diJogja lainnya. Tetapi semua itu salah karena sekarang Nawaira berada disebuah pedesaan yang banyak sekali hamparan sawah, traktor, sapi, petani, jalan setapak,dll. 

Unsur Intrinsik Novel :
1. Tema                      : Pencarian Cinta dan Jati Diri
2. Latar Belakang     : di perjalanan menuju Jogja
3. Waktu                    : Pagi Hari , siang hari
4. Suasana                 : Kesal
5. Alur                        : Maju
6. Amanat                  : belajarlah untuk hidup sederhana
7. Penokohan            : Nawaira : sombong
8. Sudut Pandang      : Menggunakan sudut pandang orang pertama


Kesimpulan : Kesimpulan pada bab 4 ini Nawaira kesal karena tidak jadi liburan ke Paris

Kamis, 17 Maret 2016

BAB 3




Identitas Bab
Judul Bab      : Bab 3
Tebal Bab      : 18 halaman

SINOPSIS:
Kriiiiiinngggggg... bel sekolah pun berbunyi dan tandanya sekolah sudah berakhir. Nawa dan teman-temannya segera bergegas untuk pulang. Namun Bu Kasma pun menghampiri Nawa, beliau berkata bahwa Nawa sedang ditunggu oleh Kepala Sekolah. Nawa pun kaget entah ada apa sampai-sampai Kepala Sekolah menyuruhnya datang ke ruangannya. Nawa pun akhirnya pergi keruangan Kepala Sekolah tersebut. Kepala Sekolah mengatakan bahwa iya mendapatkan laporan bahwa Nawa berkelahi dengan kakak kelasnya yang bernama Sherli. Perbuatan yang dilakukan Nawa sangat memalukan karena saat itu ada kunjungan guru-guru dan siswa dari SMA 7 Yogyakarta. Nawa pun menyesal karena perbuatannya itu dan berjanji tidak akan mengulangi kesalahannya itu lagi. Dan Kepala Sekolah pun memberikan surat pemberitahuan pengambilan rapor untuk orang tua Nawa.

Unsur Intrinsik Novel :
1. Tema                      : Pencarian Cinta dan Jati Diri
2. Latar Belakang     : ruang kelas, ruang kepala sekolah
3. Waktu                    : Pagi Hari , siang hari
4. Suasana                 : tegang
5. Alur                        : Maju
6. Amanat                  : selesaikanlah masalah dengan hati yang tenang bukan dengan emosi
7. Penokohan            : Nawaira : suka membuat masalah/kegaduhan, Sherli  : Profokator, Kepala sekolah: Tegas
8. Sudut Pandang      : Menggunakan sudut pandang orang pertama



Kesimpulan : Kesimpulan pada bab 3 ini yaitu masalah yang perbuat oleh Nawa membuat dirinya menyesal karena menyebabkan sekolahnya malu dengan perlaku yang ia buat.

BAB 2



Identitas Bab
Judul Bab      : Bab 2
Tebal Bab      : 19 halaman

SINOPSIS:
Cinta itu adalah sebuah rasa yang sangat abadi. Yang dimiliki oleh setiap manusia didalam hati yang paling dalam dan tidak akan mampu ditangkap oleh mata. Bisa jadi cinta itu adalah sebuah keabstrakan yang sangat abstrak. Itulah definisi cinta menurut Nawaira. Saat salwa berceloteh ria disela-sela penjelasan Bu Anjar kalau salwa jatuh cita pada Mario. Mario adalah senior mereka disekolah. Sepulangnya dari sekolah Nawaira menemukan sebuah kertas yang diikat dengan pita berwarna biru. Kertas tersebut berisi sebuah puisi. Mereka berdua pergi kekantin dan Nawaira membuka kertas tersebut. Lidia teman sekelas Nawaira menyangka kalau puisi tersebut dibuat oleh Andika, karena dikertas tersebut tecantum inisial “A”. Komentar Lidia kepada Nawaira sambil membaca buku. Lalu mereka berdua pun berceloteh mengomentari surat tersebut dikantin sekolah. Lidia mengatakan kalau Nawaira harus segera membalas surat itu karena Lidia yakin yang mengirim surat adalah Andika. Dan akhirnya Nawaira membalas surat tersebut. Dan ternyata inisial “A” itu bukan Andika melainkan Agra teman sekelas Nawaira. Ternyata dugaan Lidia salah. Dan Nawaira pun merasa malu karena diejek teman-temannya.

Unsur Intrinsik Novel :
1. Tema                      : Pencarian Cinta dan Jati Diri
2. Latar Belakang     : Kantin sekolah, ruang kelas
3. Waktu                    : Pagi Hari, siang hari
4. Suasana                 : Membingungkan
5. Alur                        : Maju
6. Amanat                  : Jangan mengira-ngira karena belum tentu itu benar
7. Penokohan            : Nawaira : kege-eran, Lidia : kutu buku
8. Sudut Pandang      : Menggunakan sudut pandang orang pertama



Kesimpulan : Kesimpulan pada bab 2 ini yaitu Nawaira mulai merasakan jatuh cinta.