BAB 11
CONTOH KASUS MASING-MASING PERBAB
BAB 1
Contoh kasus :
Pemerintah melakukan pelebaran jalan guna lebih menggerakkan roda perekonomian didaerah. Untuk merealisasikan hal tersebut, dilakukan pembebasan sejumlah lahan milik warga. pemerintah akan memberikan ganti rugi atas pembebasan tersebut namun sejumlah warga menolak karena ganti rugi yang akan diberikan tidak sebanding dengan nilai jual tanah. Menurut anda, kepentingan manakah yang harus diutamakan? kepentingan pribadi(warga) atau kepentingan publik?
Pemerintah melakukan pelebaran jalan guna lebih menggerakkan roda perekonomian didaerah. Untuk merealisasikan hal tersebut, dilakukan pembebasan sejumlah lahan milik warga. pemerintah akan memberikan ganti rugi atas pembebasan tersebut namun sejumlah warga menolak karena ganti rugi yang akan diberikan tidak sebanding dengan nilai jual tanah. Menurut anda, kepentingan manakah yang harus diutamakan? kepentingan pribadi(warga) atau kepentingan publik?
Pendapat saya :
Pemerintah harus melakukan diskusi dengan warga setempat dengan cara mempresentasikan apa saja manfaat yang didapat oleh warga setempat dengan adanya proyek pelebaran jalan tersebut. Disisi lain, warga juga harus bisa berfikir kedepan akan manfaat dari pelebaran jalan tersebut. Selain pemerintah harus memberikan penyuluhan, pemerintah juga harus mendengarkan dan merespon keinginan atau aspirasi dari warga yang akan menerima ganti rugi tersebut. untuk ganti rugi yang tidak sebanding dengan nilai jual, adabaiknya pemerintah memaksimalkan anggaran yang telah diberikan. TRANSPARAN dalam mengelola dana adalah solusi dari masalah ini dan juga pemerintah jangan semena-mena dalam menentukan ganti rugi, tetapi harus melakukan observasi lapangan untuk memperoleh data nilai jual tanah yang ada disuatu daerah.
Pemerintah harus melakukan diskusi dengan warga setempat dengan cara mempresentasikan apa saja manfaat yang didapat oleh warga setempat dengan adanya proyek pelebaran jalan tersebut. Disisi lain, warga juga harus bisa berfikir kedepan akan manfaat dari pelebaran jalan tersebut. Selain pemerintah harus memberikan penyuluhan, pemerintah juga harus mendengarkan dan merespon keinginan atau aspirasi dari warga yang akan menerima ganti rugi tersebut. untuk ganti rugi yang tidak sebanding dengan nilai jual, adabaiknya pemerintah memaksimalkan anggaran yang telah diberikan. TRANSPARAN dalam mengelola dana adalah solusi dari masalah ini dan juga pemerintah jangan semena-mena dalam menentukan ganti rugi, tetapi harus melakukan observasi lapangan untuk memperoleh data nilai jual tanah yang ada disuatu daerah.
BAB 2
contoh kasus
kerusuhan Poso
AKHIR Oktober lalu, kaum terpelajar asal Poso dan Morowali yang berdiam di
Sulawesi Tengah dan Jawa, khususnya yang menjadi anggota Gereja Kristen
Sulawesi Tengah (GKST), dikejutkan oleh surat pimpinan gereja mereka ke Komisi
I DPR-RI. Melalui surat bernomor MS GKST No. 79/X/2003, tertanggal 28 Oktober
2003, Pjs. MS GKST, pimpinan gereja terbesar di Sulawesi Tengah itu
mengusulkan penetapan darurat sipil di wilayah Kabupaten Poso dan
Kabupaten Morowali. Surat itu ditandatangani oleh Ketua I Majelis Sinode GKST,
Pendeta Arnold R. Tobondo dan Sekretaris I Majelis Sinode, Lies
Sigilipu-Saino.
Hasil evaluasi akhir tahun yang dilakukan Yayasan Tanah Merdeka (YTM)
sebuah LSM ternama di Sulwesi Tengah mengungkapkan jumlah korban tewas dan
cedera akibat rentetan aksi kekerasan di daerah bekas konflik Poso sepanjang
tahun 2005 meningkat tajam dibanding dua tahun sebelumnya. Sumber : Harian sore
Mercusuar Palu
Dari sedikitnya 27 kasus tindak kekerasan yang terjadi sepanjang 2005 yaitu
berupa penembakan 10 kasus, pembunuhan 4 kasus dan pengeboman 12 kasus,
mengakibatkan korban meninggal dunia mencapai 31 orang dan luka-luka sebanyak
108 orang.
Arianto Sangaji, direktur YTM, kepada wartawan, Rabu (28/12) kemarin,
mengatakan korban manusia terbanyak terjadi ketika dua bom berkekuatan dashyat
mengguncang Tentena (kota kecil di tepian Danau Poso) pada 28 Mei 2005 yang
mengakibatkan 23 tewas dan 97 orang lainya cidera.
Disusul pembunuhan dengan cara mutilasi di kota Poso 29 Oktober lalu yang
menewaskan tiga siswi SMA setempat dan mencederai seorang lainnya.
Ia menjelaskan, jumlah kasus tindakan kekerasan di wilayah Poso tahun 2005
itu beserta akibat yang ditimbulkannya jauh meningkat dibanding keadaan dua
tahun sebelumnya.
Pada tahun 2003 misalnya, total tindakan kekerasan yang terjadi di sana hanya 23 kasus dengan mengakibatkan 11 orang tewas dan 16 luka-luka, serta tahun 2004 sebanyak 22 kasus dengan 16 orang meninggal dunia dan 20 cedera.
Pada tahun 2003 misalnya, total tindakan kekerasan yang terjadi di sana hanya 23 kasus dengan mengakibatkan 11 orang tewas dan 16 luka-luka, serta tahun 2004 sebanyak 22 kasus dengan 16 orang meninggal dunia dan 20 cedera.
Kepustakaan:
Aditjondro,
G.J. (2001). “Guns, Pamphlets and Handie-Talkies: How the Military
Exploited
Local Ethno-Religious Tensions in Maluku to Preserve their Political and
Economic
Privileges.” Dalam Ingrid Wessel & Georgia Wimhoefer (peny.). Violence in
Indonesia.
Hamburg: Abera, hal. 100-128.
---------------
(2003). “Renungan buat Papa Nanda, Anak Domba Paskah dari Tentena”.
Prolog
untuk Rinaldy Damanik. Tragedi Kemanusiaan Poso: Menggapai Surya Pagi
Melalui
Kegelapan Malam. Jakarta & Palu: PBHI & LPS-HAM Sulteng.
---------------
(2004a). Membedah Kembar Siam Penguasa Politik dan Ekonomi Indonesia:
Investigasi
Korupsi Sistemik Bagi Aktivis dan Wartawan. Jakarta & Kendari: LSPP,
PSHK
& Formas.
BAB 3
Contoh kasus
KENAKALAN REMAJA ANAK DIBAWAH UMUR
Kenakalan remaja dalam studi masalah sosial dapat
dikategorikan ke dalam perilaku menyimpang. Dalam perspektif perilaku
menyimpang masalah sosial terjadi karena terdapat penyimpangan perilaku dari
berbagai aturan-aturan sosial ataupun dari nilai dan norma social yang berlaku.
Perilaku menyimpang dapat dianggap sebagai sumber masalah karena dapat
membahayakan tegaknya sistem sosial. Penggunaan konsep perilaku menyimpang
secara tersirat mengandung makna bahwa ada jalur baku yang harus ditempuh.
Perilaku yang tidak melalui jalur tersebut berarti telah menyimpang.
Masalah sosial perilaku menyimpang dalam tulisan
tentang “Kenakalan Remaja” bisa melalui pendekatan individual dan pendekatan
sistem. Dalam pendekatan individual melalui pandangan sosialisasi. Berdasarkan
pandangan sosialisasi, perilaku akan diidentifikasi sebagai masalah sosial
apabila ia tidak berhasil dalam melewati belajar sosial (sosialisasi). Tentang
perilaku disorder di kalangan anak dan remaja (Kauffman , 1989 : 6)
mengemukakan bahwa perilaku menyimpang juga dapat dilihat sebagai perwujudan
dari konteks sosial. Perilaku disorder tidak dapat dilihat secara sederhana
sebagai tindakan yang tidak layak, melainkan lebih dari itu harus dilihat
sebagai hasil interaksi dari transaksi yang tidak benar antara seseorang dengan
lingkungan sosialnya
HASIL PENELITAN
A. Bentuk Kenakalan Yang Dilakukan Responden
Berdasarkan data di lapangan dapat disajikan hasil
penelitian tentang kenakalan remaja sebagai salah satu perilaku menyimpang
hubungannya dengan keberfungsian sosial keluarga di Pondok Pinang pinggiran
kota metropolitan Jakarta. Adapun ukuran yang digunakan untuk mengetahui
kenakalan seperti yang disebutkan dalam kerangka konsep yaitu (1) kenakalan
biasa (2) Kenakalan yang menjurus pada pelanggaran dan kejahatan dan (3)
Kenakalan Khusus. Responden dalam penelitian ini berjumlah 30 responden, dengan
jenis kelamin laki-laki 27 responden, dan perempuan 3 responden. Mereka berumur
antara 13 tahun-21 tahun. Terbanyak mereka yang berumur antara 18 tahun-21
tahun.
Bentuk Kenakalan Remaja
Yang Dilakukan Responden (n=30)
Bentuk Kenakalan
|
f
|
%
|
1. Berbohong
2. Pergi keluar rumah tanpa
pamit
3. Keluyuran
4. Begadang
5. membolos sekolah
6. Berkelahi dengan teman
7. Berkelahi antar sekolah
8. Buang sampah sembarangan
9. membaca buku porno
10. melihat gambar porno
11. menontin film porno
12. Mengendarai kendaraan bermotor tanpa SIM
13. Kebut-kebutan/mengebut
14. Minum-minuman keras
15. Kumpul kebo
16. Hubungan sex diluar nikah
17. Mencuri
18. Mencopet
19. Menodong
20. Menggugurkan Kandungan
|
30
30
28
26
7
17
2
10
5
7
5
21
19
25
5
12
14
8
3
2
|
100
100
93,3
98,7
23,3
56,7
6,7
33,3
16,7
23,3
16,7
70,0
63,3
83,3
16,7
40,0
46,7
26,7
10,0
6,7
|
Bahwa seluruh responden pernah melakukan kenakalan,
terutama pada tingkat kenakalan biasa seperti berbohong, pergi ke luar rumah
tanpa pamit pada orang tuanya, keluyuran, berkelahi dengan teman, membuang
sampah sembarangan dan jenis kenakalan biasa lainnya. Pada tingkat kenakalan
yang menjurus pada pelanggaran dan kejahatan seperti mengendarai kendaraan
tanpa SIM, kebut-kebutan, mencuri,minum-minuman keras, juga cukup banyak
dilakukan oleh responden. Bahkan pada kenakalan khususpun banyak dilakukan oleh
responden seperti hubungan seks di luar nikah, menyalahgunakan narkotika, kasus
pembunuhan, pemerkosaan, serta menggugurkan kandungan walaupun kecil
persentasenya. Terdapat cukup banyak dari mereka yangkumpul kebo. Keadaan yang
demikian cukup memprihatinkan. Kalau hal ini tidak segera ditanggulangi akan
membahayakan baik bagi pelaku, keluarga, maupun masyarakat. Karena dapat
menimbulkan masalah sosial di kemudian hari yang semakin kompleks.
BAB 4
Contoh kasus :
Kurang seimbangnya fasilitas pendidikan dan lapangan kerja dengan jumlah generasi pemuda pada saat sekarang ini.
Di negara kita generasi pemuda sangat memperihatinkan pada saat sekarang ini. Seperti banyak penyimpangan moral seperti menggunakan narkoba , ngamen dipinggir jalan dan lain-lain. Hal ini dikarnakan salah satu khasus yaitu kurang seimbangnya pendidikan dan lapangan kerja dengan jumlah generasi pemuda. Kurangnya fasilitas dan lapangan kerja dengan pemuda di indonesia ini mejadikan tingkat produktifitas dan kreasi pemuda bangsa indonesia semakin hari makin memperihatinkan.
Solusinya :
Pemerintah harus mendidik pemuda untuk bisa berkreasi dibidang wirausaha seperti membuka kursus dan memberikan modal kepada pemuda agar bisa membuka usaha sendiri dan membuka lapangan kerja untuk orang disekitarnya.
Kurang seimbangnya fasilitas pendidikan dan lapangan kerja dengan jumlah generasi pemuda pada saat sekarang ini.
Di negara kita generasi pemuda sangat memperihatinkan pada saat sekarang ini. Seperti banyak penyimpangan moral seperti menggunakan narkoba , ngamen dipinggir jalan dan lain-lain. Hal ini dikarnakan salah satu khasus yaitu kurang seimbangnya pendidikan dan lapangan kerja dengan jumlah generasi pemuda. Kurangnya fasilitas dan lapangan kerja dengan pemuda di indonesia ini mejadikan tingkat produktifitas dan kreasi pemuda bangsa indonesia semakin hari makin memperihatinkan.
Solusinya :
Pemerintah harus mendidik pemuda untuk bisa berkreasi dibidang wirausaha seperti membuka kursus dan memberikan modal kepada pemuda agar bisa membuka usaha sendiri dan membuka lapangan kerja untuk orang disekitarnya.
Sumber : http://www.anakciremai.com/2009/10/makalah-sosiologi-tentang-pemuda-dan.html
Bab 5
Contoh kasus Tragedi kerusuhan MEI 1998.
Kemarahan masyarakat terhadap kebrutalan aparat keamanan dalam peristiwa Trisakti dialihkan kepada orang Indonesia sendiri yang keturunan, terutama keturunan Cina. Betapa amuk massa itu sangat menyeramkan dan terjadi sepanjang siang dan malam hari mulai pada malam hari tanggal 12 Mei dan semakin parah pada tanggal 13 Mei siang hari setelah disampaikan kepada masyarakat secara resmi melalui berita mengenai gugurnya mahasiswa tertembak aparat.
Sampai tanggal 15 Mei 1998 di Jakarta dan banyak kota besar lainnya di Indonesia terjadi kerusuhan besar tak terkendali mengakibatkan ribuan gedung, toko maupun rumah di kota-kota Indonesia hancur lebur dirusak dan dibakar massa. Sebagian mahasiswa mencoba menenangkan masyarakat namun tidak dapat mengendalikan banyaknya massa yang marah.
Setelah kerusuhan, yang merupakan terbesar sepanjang sejarah bangsa Indonesia pada abad ke 20, yang tinggal hanyalah duka, penderitaan, dan penyesalan. Bangsa ini telah menjadi bodoh dengan seketika karena kerugian material sudah tak terhitung lagi padahal bangsa ini sedang mengalami kesulitan ekonomi. Belum lagi kerugian jiwa di mana korban yang meninggal saat kerusuhan mencapai ribuan jiwa. Mereka meninggal karena terjebak dalam kebakaran di gedung-gedung dan juga rumah yang dibakar oleh massa. Ada pula yang psikologisnya menjadi terganggu karena peristiwa pembakaran, penganiayaan, pemerkosaan terhadap etnis Cina maupun yang terpaksa kehilangan anggota keluarganya saat kerusuhan terjadi. Sangat mahal biaya yang ditanggung oleh bangsa ini
Solusi :
Mengganti sistem perarturan negara dimana pemrintah tidak menjadi penguasa dalam negara indonesia ini, Yang paling tinggi derjatnya adalah rakyat. seperti pada zaman reformasi sekarang ini.
Kemarahan masyarakat terhadap kebrutalan aparat keamanan dalam peristiwa Trisakti dialihkan kepada orang Indonesia sendiri yang keturunan, terutama keturunan Cina. Betapa amuk massa itu sangat menyeramkan dan terjadi sepanjang siang dan malam hari mulai pada malam hari tanggal 12 Mei dan semakin parah pada tanggal 13 Mei siang hari setelah disampaikan kepada masyarakat secara resmi melalui berita mengenai gugurnya mahasiswa tertembak aparat.
Sampai tanggal 15 Mei 1998 di Jakarta dan banyak kota besar lainnya di Indonesia terjadi kerusuhan besar tak terkendali mengakibatkan ribuan gedung, toko maupun rumah di kota-kota Indonesia hancur lebur dirusak dan dibakar massa. Sebagian mahasiswa mencoba menenangkan masyarakat namun tidak dapat mengendalikan banyaknya massa yang marah.
Setelah kerusuhan, yang merupakan terbesar sepanjang sejarah bangsa Indonesia pada abad ke 20, yang tinggal hanyalah duka, penderitaan, dan penyesalan. Bangsa ini telah menjadi bodoh dengan seketika karena kerugian material sudah tak terhitung lagi padahal bangsa ini sedang mengalami kesulitan ekonomi. Belum lagi kerugian jiwa di mana korban yang meninggal saat kerusuhan mencapai ribuan jiwa. Mereka meninggal karena terjebak dalam kebakaran di gedung-gedung dan juga rumah yang dibakar oleh massa. Ada pula yang psikologisnya menjadi terganggu karena peristiwa pembakaran, penganiayaan, pemerkosaan terhadap etnis Cina maupun yang terpaksa kehilangan anggota keluarganya saat kerusuhan terjadi. Sangat mahal biaya yang ditanggung oleh bangsa ini
Solusi :
Mengganti sistem perarturan negara dimana pemrintah tidak menjadi penguasa dalam negara indonesia ini, Yang paling tinggi derjatnya adalah rakyat. seperti pada zaman reformasi sekarang ini.
Bab 6
Contoh Kasus Penganiayaan TKI
Penganiayaan TKI terakhir di Malaysia dialami oleh Siti Hajar yang dianiaya oleh majikannya pada 2009.Mengangkat pembantu adalah sebuah pilihan berat karena pembantu idealnya adalah partner kerja meskipun dia bekerja dibawah perintah kita. Mereka bukanlah barang mati, yang tidak punya pikiran dan perasaan. Mereka tentu punya juga keinginan untuk dihargai, dan tentu saja tidak bakalan menolak jika diajak berkomunikasi secara baik dengan penuh kesantunan dan kasih sayang. Karena itu, tidak selayaknya pembantu diperlakukan layaknya ata’ atau budak. Dalam banyak kasus—semoga kita tidak termasuk diantaranya—seringkali pembantu dipersamakan dengan budak. Yang selalu muncul di pikiran kita, ”pokoknya dia harus nurut, kalau tidak awas .!!. Kasus Siti Hajar diatas merupakan satu bukti nyata dimana pembantu diperlakukan tak lebih dari seorang budak baginya.
SOLUSI :
Pemerintah harus bersikap tegas kepada malaisya, khususnya kedubes Indonesia yang ada diIndonesia harus bersikap tegas terhadap malaisya, dan melindungi WNI yang ada di Malaisya. Jangan sampai TKI-TKi kita diperlakukan seenaknya seperti binatang. Kalo Pemeritahan malaisya tidak menanggapi/respon dari pemerintahan indonesia kita harus menarik keluar TKI-TKi kita yang ada diIndonesia agar tidak menjadi makan Korban lagi.
Penganiayaan TKI terakhir di Malaysia dialami oleh Siti Hajar yang dianiaya oleh majikannya pada 2009.Mengangkat pembantu adalah sebuah pilihan berat karena pembantu idealnya adalah partner kerja meskipun dia bekerja dibawah perintah kita. Mereka bukanlah barang mati, yang tidak punya pikiran dan perasaan. Mereka tentu punya juga keinginan untuk dihargai, dan tentu saja tidak bakalan menolak jika diajak berkomunikasi secara baik dengan penuh kesantunan dan kasih sayang. Karena itu, tidak selayaknya pembantu diperlakukan layaknya ata’ atau budak. Dalam banyak kasus—semoga kita tidak termasuk diantaranya—seringkali pembantu dipersamakan dengan budak. Yang selalu muncul di pikiran kita, ”pokoknya dia harus nurut, kalau tidak awas .!!. Kasus Siti Hajar diatas merupakan satu bukti nyata dimana pembantu diperlakukan tak lebih dari seorang budak baginya.
SOLUSI :
Pemerintah harus bersikap tegas kepada malaisya, khususnya kedubes Indonesia yang ada diIndonesia harus bersikap tegas terhadap malaisya, dan melindungi WNI yang ada di Malaisya. Jangan sampai TKI-TKi kita diperlakukan seenaknya seperti binatang. Kalo Pemeritahan malaisya tidak menanggapi/respon dari pemerintahan indonesia kita harus menarik keluar TKI-TKi kita yang ada diIndonesia agar tidak menjadi makan Korban lagi.
Bab 7
Contoh kasus :
Kehidupan masyarakat kota sangatlah memperihatinkan dari gaya pola hidup tata krama, sopan santu dan lain sebagainya. Sedangkan kehidupan masyarakat desa berbanding terbalik dengan kehidupan masyarakat di kota. Tidak mengehrankan ini disebabkan karena dikota terlalu banyak Media informasi dan komnunikasi yang salah digunakan bagi masyarakat kota. Sehingga hal-hal yang negatif tidak tersaring sehingga pola dan tingkah lakunya menjadi kurang baik. Kalo didesa dikarnakan tidak adanya pengaruh media elektronik yang bisa mempengaruhi pikiran dan pola tingkah laku sperti masyarakat yang ada dikota.tapi dampak negatifenya adalah kurangnya ilmup engetahuan yang positif untuk masuk ke kalangan masyarakt desa.
Solusinya :
Dari segi individu khususnya masyarakat kota harus bisa membatasi dan menyaring mana yang pantas diserap dijadikan pola hidup dan informasi yang baik atau tidak. Dan kalo untuk pedesaan, khusunya pemerintah daerah setempat membangun sebuah jaringan internet agar masyarakat desa tidak tertinggal ilmu pengetahuan yang dapat diterima oleh masyarakat kota.
Sumber :
elearning.gunadarma.ac.id/.../bab7-masyarakat_pedesaan_dan_masyarakat_perkotaan.pdf
Kehidupan masyarakat kota sangatlah memperihatinkan dari gaya pola hidup tata krama, sopan santu dan lain sebagainya. Sedangkan kehidupan masyarakat desa berbanding terbalik dengan kehidupan masyarakat di kota. Tidak mengehrankan ini disebabkan karena dikota terlalu banyak Media informasi dan komnunikasi yang salah digunakan bagi masyarakat kota. Sehingga hal-hal yang negatif tidak tersaring sehingga pola dan tingkah lakunya menjadi kurang baik. Kalo didesa dikarnakan tidak adanya pengaruh media elektronik yang bisa mempengaruhi pikiran dan pola tingkah laku sperti masyarakat yang ada dikota.tapi dampak negatifenya adalah kurangnya ilmup engetahuan yang positif untuk masuk ke kalangan masyarakt desa.
Solusinya :
Dari segi individu khususnya masyarakat kota harus bisa membatasi dan menyaring mana yang pantas diserap dijadikan pola hidup dan informasi yang baik atau tidak. Dan kalo untuk pedesaan, khusunya pemerintah daerah setempat membangun sebuah jaringan internet agar masyarakat desa tidak tertinggal ilmu pengetahuan yang dapat diterima oleh masyarakat kota.
Sumber :
elearning.gunadarma.ac.id/.../bab7-masyarakat_pedesaan_dan_masyarakat_perkotaan.pdf
BAB 8
Contoh Kasus
Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat
Antara Minah
dan Anggodo, Beda Banget!
JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan
Sekretaris Fraksi PDI-P, Jacobus Majong Padang, mengaku miris atas terjadinya
ketimpangan hukum yang kini sedang dipertontonkan oleh pemerintahan
SBY-Boediono. Politisi yang kerap disapa Kobu ini berujar, kaum Marhaen—sebutan
kaum proletar—kini seakan makin diproklamasikan tertindas, belum merdeka.
"Yang dipertontonkan jelas sekali, perlakuan hukum yang tidak adil. Contoh konkret nenek Minah di Banyumas, Jawa Tengah. Dia dihukum 1,5 bulan karena mencuri 3 buah kakao di kebun. Meski sudah berusaha meminta maaf, aparat tetap menegakkan hukum. Dalih, menegakkan hukum adil bagi yang melanggar hukum," kata Kobu, Sabtu (21/11).
Menurut Kobu, aparat hukum dalam kasus hukum yang dihadapi Minah berusaha menegakkan hukum seakan demi keadilan. Hal ini seakan kontras dengan apa yang terjadi, baik terhadap dugaan penyuapan yang dilakukan Anggodo Widjojo, maupun kasus skandal aliran dana Bank Century sebesar Rp 6,7 triliun.
"Yang dipertontonkan jelas sekali, perlakuan hukum yang tidak adil. Contoh konkret nenek Minah di Banyumas, Jawa Tengah. Dia dihukum 1,5 bulan karena mencuri 3 buah kakao di kebun. Meski sudah berusaha meminta maaf, aparat tetap menegakkan hukum. Dalih, menegakkan hukum adil bagi yang melanggar hukum," kata Kobu, Sabtu (21/11).
Menurut Kobu, aparat hukum dalam kasus hukum yang dihadapi Minah berusaha menegakkan hukum seakan demi keadilan. Hal ini seakan kontras dengan apa yang terjadi, baik terhadap dugaan penyuapan yang dilakukan Anggodo Widjojo, maupun kasus skandal aliran dana Bank Century sebesar Rp 6,7 triliun.
"Terkesan, aparat penegak hukum ingin menutupi adanya pencurian uang
negara sebesar Rp 6,7 triliun di Bank Century. Keadilan sangat mahal di negeri
ini. Kaum Marhaen memang belum merdeka. Pemerintah jangan pertontonkan
ketimpangan hukum," kata Kobu lirih.
Tanggapan
: Kasus ini merupakan cerminan kata Keadilan di Indonesia,dengan hal ini
sudah sungguh menggambarkan betapa budaya Diskriminasi sangat jelas terjadi di
Indonesia.
Pengadilan sebagai lembaga pelindung masyarakat sudah ternodai oleh
Deskriminasi dan oknum oknum tertentu yang sudah menghilangkan hakekat kata
adil itu sendiri.Sejatinya Pengadilan mampu memberikan pelayanan yang se adil
adilnya kepada warga negara khususnya warga kecil seperti Nek Minah dalam kasus
diatas.Dengan Uang sebagai penyebab terjadinya tindakangan Diskriminasi yang
bekalakan terjadi sudah mampu mengalihkan perhatian para penegak hukum di
indonesia untuk kembali pada asas Keadilan bagi semua Rakyat.
Bab 9
Contoh Kasus :
Di negara kita kemiskinan meraja rela dikarnakan kurangnya atau rendahnya angka pendidikan yang ada diIndonesia sehingga kurang berkembangnya ilmu pengetahuan khususnya pada warga negara indoensia. Rendahnya nilai pendidikan di indonesia sehingga daya saing dengan negara lain dalam bidang teknologi menjadi sangat jauh, diibaratkan dengan langit dan bumi.
Solusinya :
Pemerintah harus mensupport warga indonesia dengan memberitahu bahwa berapa pentingnya ilmu pengetahuan untuk kemajuan hidup orang itu sendiri.
dan memberikan fasilitas-fasilitas yang bagus dan menarik agar niat ingin menuntut ilmu itu menjadi ada kepada diri setiap warga negara indonesia.
Di negara kita kemiskinan meraja rela dikarnakan kurangnya atau rendahnya angka pendidikan yang ada diIndonesia sehingga kurang berkembangnya ilmu pengetahuan khususnya pada warga negara indoensia. Rendahnya nilai pendidikan di indonesia sehingga daya saing dengan negara lain dalam bidang teknologi menjadi sangat jauh, diibaratkan dengan langit dan bumi.
Solusinya :
Pemerintah harus mensupport warga indonesia dengan memberitahu bahwa berapa pentingnya ilmu pengetahuan untuk kemajuan hidup orang itu sendiri.
dan memberikan fasilitas-fasilitas yang bagus dan menarik agar niat ingin menuntut ilmu itu menjadi ada kepada diri setiap warga negara indonesia.
BAB 10
Contoh Kasus
Kesadaran Umat Islam di Bandung dalam Beribadah Masih Lemah
Bandung - Hasil survey Pusat Data dan Dinamika Umat (PDDU) Yayasan Daarul Hikam menyebut, kesadaran dan kepatuhan umat Islam dalam beribadah di Kota Bandung masih lemah. Sebanyak 600 responden dari 50 kelurahan dan 30 kecamatan di Kota Bandung, baru 47 persen di antaranya yang melakukan salat wajib.
"Kami melakukan riset dengan kuisioner dan wawancara, hasilnya, untuk ibadah mahdhah (khusus), ghairu mahdhah (umum), dan muamalah hasilnya memprihatinkan," kata Direktur PPDU Daarul Hikam, Sodik Mujahid, dalam ekspos profil umat Islam Kota Bandung dan Peringatan Maulid Nabi, Kamis (24/1/2013).
Sodik menyebutkan, baru 47 persen di antara responden yang melaksanakan salat wajib, 24 persen melaksanakan salat tepat waktu, 24 persen salat di mesjid, 18 persen melaksanakan salat sunat rawatib,dan 5 persen yang solat tahajud. Sementara untuk pelaksanaan zakat, kebanyakan masyarakat masih menyalurkan dengan cara sendiri dibanding dengan melalui amil (penyalur zakat).
"Baru 22 persen yang biasa mengeluarkan zakat harta, dan 83 persennya bayar zakat fitrah. Untuk penyaluran, hanya 5 persen yang melalui BAZ dan LAZIS). Sedangkan 71 persennya langsung ke masjid, panti yatim dan pengemis," kata Sodik.
Sementara untuk puasa, baru 77 persen responden melaksanakan puasa wajib di bulan Ramadhan, dan hanya 33 persen yang membayar utang puasa di bulan lain.
"Kemauan dan kemampuan baca Al-Quran juga memprihatinkan berdasarkan survey, baru 56 persen saja yang bisa baca, dan 26 persennya yang mengerti tajwid," ungkapnya.
Lebih lanjut Sodik mengungkapkan, selama ini di Bandung belum ada basis data untuk pelaksanaan dakwah. Diharapkan data ini bisa menjadi awal dari pembenahan dakwah di Kota Bandung.
Tanggapan : Dari contoh kasus diatas memperlihatkan bahwa kesadaran masyarakat akan agama masih rendah. Khususnya umat muslim di Indonesia. Padahal Indonesia adalah negara dengan pemeluk Islam terbesar di dunia. Tetapi kenapa Indonesia kurang dikenal sebagai negara yang religius? Mungkin karena kurangnya pendidikan agama yang didapatkan masyarakat saat ini. Meskipun masih banyak ulama di sekitar kita. Oleh karena itu pendidikan agama sangat penting ditanamkan di hati setiap orang dari kecil. Karena pendidikan agama akan menjadi bekal kita di akhirat yang mana itu adalah tempat yang sesungguhnya kekal bagi kita.
Bandung - Hasil survey Pusat Data dan Dinamika Umat (PDDU) Yayasan Daarul Hikam menyebut, kesadaran dan kepatuhan umat Islam dalam beribadah di Kota Bandung masih lemah. Sebanyak 600 responden dari 50 kelurahan dan 30 kecamatan di Kota Bandung, baru 47 persen di antaranya yang melakukan salat wajib.
"Kami melakukan riset dengan kuisioner dan wawancara, hasilnya, untuk ibadah mahdhah (khusus), ghairu mahdhah (umum), dan muamalah hasilnya memprihatinkan," kata Direktur PPDU Daarul Hikam, Sodik Mujahid, dalam ekspos profil umat Islam Kota Bandung dan Peringatan Maulid Nabi, Kamis (24/1/2013).
Sodik menyebutkan, baru 47 persen di antara responden yang melaksanakan salat wajib, 24 persen melaksanakan salat tepat waktu, 24 persen salat di mesjid, 18 persen melaksanakan salat sunat rawatib,dan 5 persen yang solat tahajud. Sementara untuk pelaksanaan zakat, kebanyakan masyarakat masih menyalurkan dengan cara sendiri dibanding dengan melalui amil (penyalur zakat).
"Baru 22 persen yang biasa mengeluarkan zakat harta, dan 83 persennya bayar zakat fitrah. Untuk penyaluran, hanya 5 persen yang melalui BAZ dan LAZIS). Sedangkan 71 persennya langsung ke masjid, panti yatim dan pengemis," kata Sodik.
Sementara untuk puasa, baru 77 persen responden melaksanakan puasa wajib di bulan Ramadhan, dan hanya 33 persen yang membayar utang puasa di bulan lain.
"Kemauan dan kemampuan baca Al-Quran juga memprihatinkan berdasarkan survey, baru 56 persen saja yang bisa baca, dan 26 persennya yang mengerti tajwid," ungkapnya.
Lebih lanjut Sodik mengungkapkan, selama ini di Bandung belum ada basis data untuk pelaksanaan dakwah. Diharapkan data ini bisa menjadi awal dari pembenahan dakwah di Kota Bandung.
Tanggapan : Dari contoh kasus diatas memperlihatkan bahwa kesadaran masyarakat akan agama masih rendah. Khususnya umat muslim di Indonesia. Padahal Indonesia adalah negara dengan pemeluk Islam terbesar di dunia. Tetapi kenapa Indonesia kurang dikenal sebagai negara yang religius? Mungkin karena kurangnya pendidikan agama yang didapatkan masyarakat saat ini. Meskipun masih banyak ulama di sekitar kita. Oleh karena itu pendidikan agama sangat penting ditanamkan di hati setiap orang dari kecil. Karena pendidikan agama akan menjadi bekal kita di akhirat yang mana itu adalah tempat yang sesungguhnya kekal bagi kita.
http://bandung.detik.com/read/2013/01/24/144928/2151434/486/kesadaran-umat-islam-di-bandung-dalam-beribadah-masih-lemah
NAMA : RAFIATUL ISMI
KELAS : 1 KA 07
NPM : 17113127
Tidak ada komentar:
Posting Komentar