Minggu, 14 Juni 2015

STRUKTUR dan DESAIN KEPEMIMPINAN


Didalam sebuah organisasi pasti membutuhkan seorang pemimpin agar semua tujuan yang ingin dicapai bisa tercapai dengan baik. Selain itu struktur dan desain  kepemimpinan sangat penting karena sebuah struktur dan desain yang efektif harus mampu mengoptimalkan kinerja baik didalam sebuah organisasi. Hal ini tercapai apabila ada penataan tugas, aktivitas kerja dan individunya menurut cara-cara tertentu agar tujuan tercapai. Struktur kepemimpinan memberikan kerangka yang menghubungkan wewenang karena struktur merupakan penetapan dan penghubung antar posisi para anggota didalam suatu organisasi. Jika seseorang memiliki suatu wewenang, maka dia harus dapat mempertanggungjawabkan wewenangnya tersebut.
                                           
Pada umumnya orang akan menganggap struktur sama dengan desain kepemimpinan. Sesungguhnya desain kepemimpinan merupakan proses perkembangan hubungan dan penciptaan struktur untuk mencapai tujuan organisasi dengan tujuan agar suatu organisasi bisa berjalan dengan baik dengan adanya seorang pemimpin. Namun struktur dan desain kepemimpinan didalam sebuah organisasi tidak sekadar suatu sarana untuk menjamin agar berbagai aktivitas dikelola dalam cara yang paling efisien. Struktur yang efektif juga akan membantu proses perencanaan, pembuatan keputusan, dan meminimalisir konflik diantara berbagai departemen dan fungsi akibat dari adanya ekspektasi kerja yang kadang tidak jelas. Untuk itu, kita perlu menganalisa kondisi organisasi dan lingkungannya, menentukan desain terbaik, mengimplementasikan, secara kontinyu memonitor dan mengkaji struktur dan desain agar tetap efektif. Cara mendesain organisasi harus mengingat dimensi struktur organisasi. Bagaimana kombinasinya mempunyai dampak langsung atas efektivitas individual, kelompok dan organisasi itu sendiri. Pemimpin harus mempertimbangkan sejumlah faktor ketika mendesain organisasi, di antar satu yang sangat penting adalah teknologi, sifat kerja itu sendiri, karakteristik orang yang melakukan kerja, tuntutan lingkungan organisasi, keperluan untuk menerima dan memproses informasi dari lingkungan tersebut, dan keseluruhan strategi yang di pilih organisasi untuk berhubungan dengan lingkungan.




Model-model desain organisasi didalam struktur dan desain kepemimpinan
Model desain organisasi atau struktur organisasi adalah mekanisme-mekanisme formal pengelolaan suatu organisasi yang menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi. Desain mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja, standardisasi, koordinasi, sentralisasi, desentralisasi dalam pembuatan keputu­san dan besaran satuan kerja.
Pada penerapannya, model desain orgranisasi terdiri dari 2 model, yaitu Desain organisasi Mekanistik dan Desain organisasi orgranik.

A.  Desain Organisasi Mekanistik.
  1. Proses kepemimpinan tidak mencakup persepsi tentang keyakinan dan kepercayaan.
  2. Proses motivasi hanya menyadap motif fisik, rasa, aman, dan ekonomik melalui perasaan takut dan sanksi.
  3. Proses komunikasi berlangsung sedemikian rupa sehingga informasi mengalir ke bawah dan cenderung terganggu tidak akurat.
  4. Proses interaksi bersifat tertutup dan terbatas, hanya sedikit pengaruh bawahan atas tujuan dan metode departemental.
  5. Proses pengambilan keputusan hanya di tingkat atas, keputusan Relatif.
  6. Proses penyusun tujuan dilakukan di tingat puncak original, tanpa mendorong adanya partisipasi kelompok.
  7. Proses kendali dipusatkan dan menekankan upaya memperhalus kesalahan.

B.   Desain Orgranisasi Orgranik.
  1. Proses kepemimpinan mencakup persepsi tentang keyakinan dan kepercayaan antara atasan dan bawahan dalam segala persoalan.
  2. Proses motivasi berusaha menimbulkan motivasi melalui metode Partisipasi.
  3. Proses komunikasi berlangsung sedemikian rupa sehingga informasi mengalir secara bebas keseluruh orgranisasi yaitu ke atas ke bawah dan kesamping.
  4. Proses interaksi bersifat terbuka dan ekstensif, bai atasan ataupun bawahan dapat mempengaruhi tujuan dan metode partemental.
  5. Proses pengambilan keputusan dilaksanakan di semua tingkatan melalui proses kelompok.
  6. Proses penyusunan tujuan mendorong timbulnya partisipasi kelompok untuk menetapkan sasaran yang tinggi dan realistis.
  7. Proses kendali menyeber ke seluruh orgranisasi dan menekan pemecahan masalah dan pengendalian diri.