Kamis, 15 Mei 2014

Membentuk Manusia Budaya

BAB I
PENDAHULUAN


1.1      Latar Belakang

Membahasa tentang membentuk mansuia budaya tidak lepas dari faktor budaya yang ada dalam masyarakat. Pandangan terhadap budaya seringkali dilihat hanya dari satu sudut pandang sehingga hanya menghasilkan  pemahaman sempit bahwa budaya hanya produk yang lengkap dan berkwalitas tinggi yang dilirik oleh masyarakat. Sampai saat ini apabila kita membicarakan tentang kebudayaan, yang terlintas adalah hal-hal yang berbau kesenian, tari-tarian atau pun batik. Orang juga menempatkan kebudayaan sebagai suatu symbol. Tetapi didalam masyarakat kita yang berkembang adalah upaya  keras untuk mempertahankan budaya nasional dan lokal  yang semakin terkikis oleh masuknya budaya luar secara terus menerus.

1.2      Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas maka masalah yang muncul kemudian adalah:

1.    Apakah hubungan antara manusia dan budaya?
2.    Bagaimana prilaku budaya pada manusia?

1.3      Tujuan Penulisan

Penulisan ini bertujuan untuk memperoleh pengetahuan baru yang mendasar dan menyeluruh mengenai cara membentuk manusia yang berbudaya dan bermoral agar dapat merubah system pendidikan di dalam masyarakat.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1      Hubungan antara Manusia dan Budaya

Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun menurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari hari dan juga dari kejadian – kejadian yang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.

Kebudayaan berasal dari kata budaya yang berarti hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Definisi Kebudyaan itu sendiri adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. 

Contoh-contoh Hubungan Antara Manusia Dan Budaya

1. Kebudayaan-kebudayaan khusus atas dasar faktor kedaerahan
Contoh : Adat istiadat melamar di Lampung dan Minangkabau. Di Minangkabau biasanya pihak perempuan yang melamar sedangkan di Lampung, pihak laki-laki yang melamar
2.  Cara hidup di kota dan di desa yang berbeda ( urban dan rural ways of life)
Contoh: Perbedaan anak yang dibesarkan di kota dengan seorang anak yang dibesarkan di desa. Anak kota bersikap lebih terbuka dan berani untuk menonjolkan diri di antara teman-temannya sedangkan seorang anak desa lebih mempunyai sikap percaya pada diri sendiri dan sikap menilai ( sense of value )
3.    Kebudayaan-kebudayaan khusus kelas sosial
Di masyarakat dapat dijumpai lapisan sosial yang kita kenal, ada lapisan sosial tinggi, rendah dan menengah. Misalnya cara berpakaian, etiket, pergaulan, bahasa sehari-hari dan cara mengisi waktu senggang. Masing-masing kelas mempunyai kebudayaan yang tidak sama, menghasilkan kepribadian yang tersendiri pula pada setiap individu.
4.    Kebudayaan khusus atas dasar agama
Adanya berbagai masalah di dalam satu agama pun melahirkan kepribadian yang berbeda-beda di kalangan umatnya.
5.    Kebudayaan berdasarkan profesi
Misalnya: kepribadian seorang dokter berbeda dengan kepribadian seorang pengacara dan itu semua berpengaruh pada suasana kekeluargaan dan cara mereka bergaul. Contoh lain seorang militer mempunyai kepribadian yang sangat erat hubungan dengan tugas-tugasnya. Keluarganya juga sudah biasa berpindah tempat tinggal.

2.2      Perilaku Budaya

Perilaku berbudaya antara lain dipengaruhi oleh faktor pengasuhan dan lingkungan. Pada dimensi yang lain perubahan sosial yang terjadi sebagai akibat globalisasi yang mengakibatkan hilangnya tradisi, budaya, bahkan terjadi dis-integrasi sosial. Kondisi yang terjadi di masyarakat Indonesia paska reformasi merupakan sebuah fenomena yang sangat menarik. Beberapa butir perubahan sosial menuju masyarakat Indonesia baru:

a. Lahirnya masyarakat terbuka, proses demokratisasi mendorong lahirnya masyarakat terbuka.
b.    Manusia dan masyarakat Indonesia yang cerdas, membangun masyarakat terbuka dan demokratis memerlukan manusia yang cerdas.
c.  Peningkatan partisipasi masyarakat dalam semua aspek kehidupan, rakyat mempunyai akses dan tanggung jawab langsung dalam membangun dan mengembangkan lembaga sosial, ekonomi, politik dan sebagainya.
d.  Revitalisasi budaya lokal dalam rangka pengembangan kapital sosial.
e. Proses demokrasi dan globalisasi serta di topang oleh teknologi informasi untuk melahirkan nasionalisme asli sebagai identitas nasional.
f.    Pengembangan ekonomi berdasarkan sumber daya alam yang ada didaerah-daerah.
g.    Pemerintah pusat dan daerah mengembangkan IPTEK secara berkesinambungan.
h.    Pelestarian dan pemanfaatan sumber daya alam di daerah untuk kesejahteraan masyarakat lokal dan nasional.
i. Memacu tersedianya kualitas manusia dan kualitas masyarakat Indonesia yang dapat bersaing dan bekerjasama dalam lingkungan global.
j.      Sebagai anggota masyarakat global yang berbudaya.

Perubahan-perubahan masyarakat diatas cepat atau lambat akan terjadi seiring perkembangan masyarakat global. Perilaku berbudaya sebagai cermin manusia Indonesia mulai ditinggalkan. Perilaku yang tampak adalah kebrutalan dan terbentuknya manusia individualis.




BAB III
PENUTUP


3.1      Kesimpulan

Pendidikan merupakan upaya membentuk suatu masyarakat yang unggul dan mampu membawa lingkungannya kepada kemajuan yang dicita-dicitakan. Salah satu upaya membentuk individu-individu yang memiliki keunggulan dan kepekaan sosial dan perilaku berbudaya dapat dilakukan melalui pendidikan. Perlu disadari bahwa pendidikan yang dimaksud bukan sekedar pendidikan disekolah semata, melainkan pendidikan di keluarga dan masyarakat.

REFERENSI

P. Agus Nurtanio. 2012. “Mengembangkan Perilaku Berbudaya untuk Membentuk Manusia Bermoral”. http://staff.uny.ac.id/system/files/penelitian/Nurtanio%20Agus%20Purwanto,%20M.Pd./Mengembangkan%20Perilaku%20Berbudaya%20untuk%20Membentuk%20Manusia%20Bermoral.pdf (diunduh tanggal 14 Mei 2014 Pukul 10:05 PM)
Parkjiyoung. 2013. “Hubungan Manusia dan Kebudayaan”. http://parkjiyoung.wordpress.com/2013/01/07/hubungan-manusia-dan-kebudayaan/ (diunduh tanggal 14 Mei 2014 Pukul 10:07 PM)
R. Mas Koentjaraningrat. 1995. Manusia dan Kebudyaan di Indonesia. Jakarta : Djambatan